[Recommended] Tere Liye: Tentang Berkeluh Kesah
Nabi
Yakub, adalah ayah Nabi Yusuf. Semasa kecil, Yusuf ditinggalkan oleh
kakak-kakaknya yang iri di dalam sumur tua, lantas mengarang kisah
kepada Ayah mereka bahwa Tusuf diterkam srigala dengan membawa pakaian
dengan darah (palsu).
Sedih sekali Nabi Yakub kehilangan anak
tersayangnya. Berpuluh tahun dia merindukan anaknya. Belum cukup dengan
itu semua, Bunyamin, anaknya yang lain juga ditahan di negeri Mesir.
Mata Nabi Yakub yang terlalu sering menatap kejauhan, menerawang,
memikirkan anak2nya tersebut bahkan berubah menjadi putih, dan butalah
dia. Berat sekali kehilangan dua anak.
Nah, yang menarik adalah, apakah Nabi Yakub berkeluh kesah?
Dalam surah Yusuf 86 jelas ditulis: "Ya'qub menjawab: "Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya."
Silahkan buka kitab suci, baca kisah2 terbaik di dalamnya, maka sempurna
semua jawaban orang2 terbaik adalah: hanya kepada Allah-lah aku
mengadukan kesusahan dan kesedihan, tempat berkeluh kesah.
Manusia itu memang sifatnya berkeluh kesah, itu sudah dikunci dalam Al
Qur'an juga. Tapi pertanyaannya, apakah kita akan berkeluh kesah kepada
yang menerima semua pengaduan, atau berkeluh kesah kepada manusia--yang
terkadang justeru menambah rumit masalah.
Apapun pilihan
kalian, please pastikan, kita tidak berkeluh kesah di Facebook, Twitter,
di jejaring sosial. Oh Allah, bagaimana mungkin kita berkeluh kesah
secara massif di dunia maya? Apa gunanya? Untuk mencari perhatian? Puas?
Jadi plong? Hentikanlah memamerkan kesedihan, kegalauan. Itu jelas,
memang hak setiap orang mau ngapain saja di dunia ini. Tapi pikirkanlah
dengan baik. Sungguh, tidak ada ruginya berpikir.
*Tere Lije
No comments:
Post a Comment